Saat-Saat Terindah Seorang Musafir yang Hanya Staf Biasa

06 April 2007

Apakah Seorang Pria Pantas Untuk Menunggu?

Cinta bisa datang dan cinta bisa memilih
Cinta juga bisa pergi begitu saja
Tapi ada satu yang cinta tidak bisa lakukan
Cinta tidak akan pernah bisa menunggu


Mengutip Quotes dari Film Jomblo, aku ingin memilihmu sebagai Aurumku.

Beberapa hari ini ketika melihat Dia, aku selalu berpikir keras, apa memang Dia yang sudah diciptakan Tuhan sebagai bagian dari tulang rusukku, sebagai kelanjutan kehidupan yang mesti kuarungi kelak?

Berpikir! Sebuah pekerjaan yang banyak menguras tenaga (eh! otak maksudnya), walau aku merasa tidak menghasilkan apa-apa tapi aku tetap saja berpikir, makin keras neuron-neuron otak ini bekerja semakin banyak tanda tanya yang menunggu untuk dijawab (tambah keras deh berpikirnya).

Kembali ke topik pembicaraan, apakah pantas aku menunggu?, padahal aku masih ragu untuk dapat menerima Dia dengan lengkap (he…he…he… seperti puisi Sapardi aja), aku memang menyukainya lebih dari wanita manapun yang pernah singgah dihati ini (tentu selain Ibuku), aku mengagumi kepribadiannya yang sholehah, aku juga mengenal keluarganya dengan cukup baik. Tapi! Yah, seperti yang dikatakan Sapardi tadi, aku tidak bisa tiba-tiba mencintainya dengan lengkap.

Disaat cinta tercipta, semestinya kumerasa
Dikala hasrat mendalam, semestinya ku berbalas
Houuu… hooou… hoouu… wooo…
Dari hati kini kusadari, tak semestinya kuberkasih
Jika hati tak dapat berbagi, baiknya rasa itu tersimpan dalam.

“Memang Ded…Ded!, kenapa sih kamu masih saja mengingkari hati seperti lagu Ingkar yang dinyanyikan Bunga? Cinta tidak bisa menunggu loh!”

“Tapi Kasih, You can’t make someone love you, all you can do is be someone who can be loves. Dan ada beberapa hal yang cukup prinsip disini yang berbeda Kasih, (usianya itu loh! memang lebih tua 2 tahun 8 bulan dengan aku)”

Detik ini, aku masih menunggumu Aurum
Detak jantung ini berharap kau bisa memaafkan aku
Jika misalkan, kau juga menungguku
Memang sulit melengkapimu
Aku perlu banyak belajar darimu untuk sabar
Untuk menemukan keutuhan cinta tercermin
Bukannya ketakutan akan kehilangan


Tapi! (lagi… deh!) Apakah aku memang pantas untuk menunggumu? Padahal aku sangat sadar menunggu sedetik saja mungkin akan membuatku kehilangan dirimu selama-lamanya. Menunggu keutuhan cinta tercermin hingga tiada lagi ketakutan akan kehilangan? (apa bisa, sampai kapan coy… jantan dikit napa!)

Apakah Dia pantas untuk kutunggu? Tentu Dia sangat pantas untuk ditunggu, tapi jangan buat Dia terus menunggu Ded!

Tauuuuu… Ah!!!

Labels:

posted by Dedi Wahyudi at 1:10 PM

1 Comments:

Kalo jomblo dan pengen belajar konsep yang benar, temukan hanya di http://hitmansystem.com .

Monday, 09 April, 2007  

Post a Comment

<< Home