Saat-Saat Terindah Seorang Musafir yang Hanya Staf Biasa

23 December 2006

Bisakah Mimpimu Kau Jadikan Kenyataan?

SELALU banyak acara dipenghujung tahun, dari sekadar ngumpul bareng teman-teman, jalan-jalan bersama keluarga, sampai mengikuti acara-acara penggantian tahun, atau hanya sekadar melihat indahnya kembang api dari negara tetangga di tepian Tanjung Pinggir.

Tapi, juga selalu banyak yang tertinggal disebelas bulan kebelakang, dari sekadar ocehan-ocehan santai dengan teman-teman, rencana-rencana keluarga yang belum kesampaian, hingga target-target pribadi yang terealisasi maupun tidak.

Target tahun lalu walaupun lumayan banyak, Alhamdulillah banyak juga yang terealisasi dengan baik. Walaupun, selalu saja ada yang tertunda seperti tahun-tahun sebelumnya.

Untuk tahun depan rencana-rencana masih dalam proses verifikasi (seperti BPS aja ^_^) tapi secara garis besar rencana tahun depan memiliki banyak kata punya,
seperti: punya rumah sederhana (yang kecil tapi memiliki halaman yang luas), punya tabungan yang cukup, punya keluarga yang lebih harmonis, punya teman yang banyak, dan punya pacar yang biasa-biasa saja (apa ada ya?)

Rencana-rencana diatas hanyalah sebuah rencana manusia, nanti Tuhanlah yang menentukan... tapi tunggu dulu bukan manusia yang merencanakan tapi Tuhan dan yang menentukan untuk memilih adalah manusia. Tuhan selalu merencanakan sesuatu yang terbaik untuk kita, hanya karena kita melihat rencana Tuhan itu seperti melihat kain sulaman dari bawah, sehingga yang tampak kesemrawutan dan ketidakberaturan kita menyebutnya sebuah cobaan. Padahal jika kita memilih untuk mengikuti rencana Tuhan, kelak kita akan melihat sulaman itu akan tampak indah dan rapi ketika kita melihatnya kembali dari atas.

Di persimpangan jalan:
Seorang pemuda bertemu lelaki tua penjual jam
Pemuda bertanya adakah masih kau jual sisa kalender tahun ini?
Aku ingin membelinya, berapakah harganya?
Sekadar untuk memperbaiki apa yang sudah terjadi

Lelaki tua merengut, dan tampak kesal
Pemuda itu diacuhkannya, dan ia berjalan dengan cepat
Pemuda mengejarnya dan menanyakan hal yang sama
Lelaki tua berjalan semakin cepat

Di rumah lelaki tua:
Penjual jam sampai didepan pintu rumahnya
Tapi, apa yang terjadi
Si Pemuda menahan gagang pintu
Lelaki tua termangu dan tampak dungu

Di keluarkan sebilah belati dari balik bajunya
Apakah kau tahu pisau bukanlah pisau jika tidak ada darah dimatanya?
Pemuda sekarang yang tampak dungu
Tentu aku tahu! Tapi apa hubungannya pisau dengan waktu?

Di Pekuburan tua:
Seminggu pun berlalu
Penjual jam tersenyum menatap sebuah batu
Seharusnya disitu tertulis namaku
Andai kau tidak menanyakan hal yang telah berlalu
Dan tidak sok tahu tentang apa itu pisau
Dengan darah dimatanya

Labels:

posted by Dedi Wahyudi at 7:05 PM 0 comments