Saat-Saat Terindah Seorang Musafir yang Hanya Staf Biasa
24 November 2006
Catatan disatu pagi yang sepi saat jam dinding mengoceh berhari-hari
Puteri, aku jenuh disini
Maukah kau membawaku pergi
Dari lemari besi yang nyengir sendiri.
Puteri, aku ingin kau maki
Ah... bodohnya kau masih sendiri
Meraba-raba mencari jati diri.
Puteri, ikhlas kah kau berada dalam mimpi
Mencoba meyakinkan, bahwa kau bisa kumiliki
Sekali lagi, Puteri
Aku ingin kau cintai
Seperti hati yang terbakar api.
Maukah kau membawaku pergi
Dari lemari besi yang nyengir sendiri.
Puteri, aku ingin kau maki
Ah... bodohnya kau masih sendiri
Meraba-raba mencari jati diri.
Puteri, ikhlas kah kau berada dalam mimpi
Mencoba meyakinkan, bahwa kau bisa kumiliki
Sekali lagi, Puteri
Aku ingin kau cintai
Seperti hati yang terbakar api.
Labels: Puisi
0 Comments:
Post a Comment
<< Home